Harga Minyak Mentah Dunia Naik Sejalan dengan Kesepakatan Pembekuan Produksi

Diposkan oleh admin pada 06 April 2016

Jakarta -- Harga minyak naik pada perdagangan Selasa (6/4) setelah Kuwait bersikeras produsen utama akan setuju untuk membekukan produksi akhir bulan ini kendati pemain kunci, Iran, terus menolak rencana tersebut.

Pasar memperpanjang kenaikan di perdagangan post-settlement setelah data awal pada permintaan-penawaran minyak mentah AS untuk minggu lalu dari kelompok industri American Petroleum Institute (API) menunjukkan penarikan stok mencapai 4,3 juta barel.

Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan stok minyak mentah AS telah meningkat 3,2 juta barel ke rekor tertinggi dalam delapan minggu berturut. Pemerintah AS Energy Information Administration (EIA) akan merilis data persediaan resmi pada hari Rabu.

"Ini benar-benar tak terduga," ujar John Kilduff, mitra Again Capital di New York, terkait data API.

"Hal ini bisa membuka penaikan baru yang lebih tinggi harga minyak mentah, meskipun saya pernah mengatakan reli penguatan akan berakhir. Kita harus melihat data operasi kilang yang lebih tinggi dalam laporan EIA besok, atau indikasi lain dari permintaan, seperti penarikan stok bensin yang besar,” imbuhnya.

Harga minyak mentah berada tetap di level 40 persen di atas posisi terendah 12 tahun yang ditembus pada pertengahan Februari, meskipun pemulihan harga telah berkurang akhir-akhir ini karena skeptisisme atas gagasan pembekuan produksi oleh produsen.

Harga minyak mentah AS ditutup naik 19 sen pada US$35,89, meski sempat mencapai level terendah satu bulan di angka US$35,24 selama sesi. Harga juga sempat naik menjadi US$36,58, menguat 88 sen, setelah data API.

Sementara harga minyak mentah Brent ditutup naik 18 sen pada US$37,87 per barel, setelah tenggelam ke level terendah pada 4 Maret US$37,27 sebelumnya. Harga sempat mencapai level tertinggi post-settlement di angka US$38,44.

Harga minyak ditutup tinggi usai sambutan dari Gubernur OPEC dari Kuwait bahwa pertemuan negara-negara penghasil minyak di Doha pada 17 April akan memberikan kesepakatan untuk menahan produksi pada level tertinggi Januari meskipun Teheran menolak rencana tersebut.

Deputi Menteri Perminyakan Iran Marzieh Shahdaei menegaskan kembali pada pernyataan Selasa bahwa Teheran tetap fokus pada peningkatan ekspor minyak mentahnya ke level sebelum terkena sanksi. Negara ini adalah eksportir terbesar kedua di OPEC dan produsen minyak terbesar keempat di dunia.

Adapun pada pekan lalu, seorang pangeran Saudi dilaporkan mengatakan kerajaannya tidak akan berpartisipasi dalam pembekuan produksi tanpa keterlibatan Teheran.

Sumber : CNNIndonesia