PURWOKERTO – Harga eceran tertinggi (HET) gas elpiji 3 kg di Banyumas dipastikan akan naik, menyusul kenaikan BBM dari pemerintah. Sebelum kenaikan BBM, HET elpiji bersubsidi ini sudah ditetapkan batas minimal Rp 16.000 hingga Rp 17.000 per tabung. Sehingga bisa dipastikan ke depan, harganya pasti di atas Rp 17.000/tabung.
“HET maksimal Rp 17.000 per tabung di tingkat eceran diambil sebelum ada kenaikan harga BBM. Setelah ada keputusan kenaikan harga BBM, kemungkinan HET-nya akan lebih tinggi,” kata Kabag Perekonomian Setda Banyumas Sugiyanto, Rabu (19/11).
Dia belum bisa memastikan, berapa besaran angka dari HET setelah ada kenaikan BBM. Pihaknya dalam waktu dekat akan melakukan koordinasi membahas hal tersebut. Hasil pembahasan juga harus disampaikan ke Bupati untuk persetujuan sebelum ditetapkan menjadi keputusan.
Saat ini pihaknya masih menunggu Surat Edaran (SE) baik dari provinsi maupun dari pusat terkait penetapan HET elpiji tiga kilogram.
“Biasanya kalau ada kenaikan harga BBM, ada surat edaran untuk penentuan HET LPG tiga kilogram,” katanya.
Dia mengakui, meski nanti turun surat edaran tersebut, tidak berarti HET LPG tiga kilogram di Banyumas sama dengan HET di pusat maupun provinsi. Bisa jadi HET lebih besar atau malah lebih kecil. Dasarnya, kata dia, untuk penentuan HET, tergantung dari kondisi masing-masing wilayah.
“Penentuan tentu melihat daerah, jadi tidak harus sama,” tandasnya.
Surat edaran tersebut, lanjut dia akan menjadi pertimbangan untuk pengajuan HET ke Bupati. Prosesnya, setelah HET tersebut diajukan akan dikeluarkan SE bupati mengenai HET di Banyumas.
Ketua Himpunan Pengusaha Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) BPD Banyumas, Anas Pribadi, mengatakan, sejauh belum ada keputusan resmi dari pemerintah dan pemkab setempat untuk kenaikan elpiji 3 kg, semuua pengecer dan pangkalan dilarang menaikkan harga lebih dulu.
“Yang susah diawasi justru ada di tingkat pengecer. Kalau di pangkalan belum ada kenaikan. Kalau di pengecer kenaikannya masih wajar. Kita sudah himbau melalui pangkalan agar pengecer tidak mengambil keuntungan dari situasi dampak kenaikan BBM ini,” kata Anas terpisah.
(Agus Wahyudi/CN39/SM Network)
Sumber : suaramerdeka.com