Imbauan Dispertan Tak Dihiraukan

Diposkan oleh admin pada 15 Juni 2015

SUKOHARJO – Imbauan Dinas Pertanian (Dispertan) Sukoharjo agar petani mempercepat masa tanam ke dua (MT 2), tak dihiraukan. Buktinya, masih ada saja yang menanam pertengahan Juni ini.

Petani di Kecamatan Gatak, Wahono (49) mengaku terpaksa melakukan penanaman pada minggu-minggu ini, karena baru saja panen. Dia meyakini air irigasi masih mencukupi selama MT 2 ini. Apalagi musim kemarau, baru saja datang.

Dia memperkirakan bisa memanen pada akhir September atau awal pertengahan Oktober mendatang. “Masih yakin tetap ada air. Nanti dibantu dengan mesin pompa untuk menyedot air. Karena, air sungai untuk irigasi itu mulai meyusut,” terangnya, Minggu (14/6).

Begitu juga petani di Kecamatan Grogol, Jaka (53) juga baru satu minggu menanam padi pada MT 2. Dia mengaku karena belum lama memanen hasil MT 1. Padahal imbauan Dispertan, petani diminta mempercepat penanaman paling akhir Mei. Dia juga sudah menyediakan mesin pompa untuk mengantisipasi kelangkaan air yang mulai terjadi pada kemarau ini.

“Kami berharap proses tanam sampai dengan panen nantinya, lancar. Memang pada kemarau ini, akan terus berkurang,” jelas dia.

Kepala Dispertan Sukoharjo, Netty Harjianti menjelaskan, seharusnya petani di wilayah rawan kekurangan air mempercepat masa tanam padi ke dua tahun ini. Apalagi dia sudah mewanti-wanti agar akhir Mei petani sudah melakukan penanaman. Dari data yang dimiliki, ada sebanyak 25.000 ha persawahan di Kota Makmur.

“Karena hampir merata wilayah yang kekurangan air saat kemarau. Untuk mengantisipasi itu, seharusnya mempercepat masa tanam. Jagan diundur-undur,” harapnya.

Dia menambahkan, imbauan itu juga berdasarkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Karena mulai Mei, musim kemarau menyapa. Bahkan ada sejumlah kecamatan yang sering mengalami krisis air untuk persawahan.

Diantaranya Kecamatan Nguter, Bendosari, Mojolaban, Polokarto dan Weru. Apalagi pada awal Oktober, dilakukan penutupan Dam Colo yang merupakan pengatur irigasi di Kota Makmur. “Dikhawatirkan petani pada bulan-bulan nanti kesulitan air,” jelas dia.

(Asep Abdullah/CN39/SM Network)

sumber : suaramerdeka.com