KARANGANYAR - Pasokan gas elpiji 3 kg di Karanganyar tidak ditambah lagi, untuk mengantisipasi kekurangan saat Lebaran. Penambahan kuota harian yang dilakukan mulai Juni lalu, dipastikan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Kuota harian gas melon di Bumi Intanpari sebanyak 23.710 tabung. Mulai Juni lalu, kuotanya ditambah 6 persen untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan saat puasa, sementara untuk Juli ditambah 8 persen untuk mengantisipasi kekurangan saat Lebaran.
Kasubag Sumber Daya Alam (SDA) Bagian Perekomian Sekretariat Daerah (Setda) Karanganyar Farida mengatakan, sejauh ini tidak ada laporan dari masyarakat tentang kelangkaan gas elpiji 3 kg di wilayahnya.
“Artinya, stok masih aman. Diperkirakan kuota yang sudah ditentukan, cukup untuk kebutuhan termasuk saat Lebaran. Jadi tidak perlu ada penambahan kuota lagi,” katanya.
Dikatakan Farida, pihaknya terus mengevaluasi kondisi setiap saat, untuk memastikan tidak terjadi kelangkaan gas melon yang dibutuhkan masyarakat. “Sejauh ini, situasi masih kondusif. Kuota fakultatif yang sudah ditetapkan, masih cukup untuk memenuhi kebutuhan,” imbuhnya.
Kebutuhan gas elpiji 3 kg saat Lebaran biasanya meningkat, karena pemakaian bahan bakar tersebut oleh masyarakat bertambah. Selain itu, permintaan dari usaha kecil dan menengah sektor kuliner juga naik, karena banyak yang menggenjot produksi saat bulan puasa dan Idul Fitri. Pola konsumsi gas elpiji 3 kg, biasanya kembali normal selepas Lebaran.
Ketua DPC Hiswana Migas Surakarta Suwardi Hartono Putro sebelumnya mengatakan, tambahan fakultatif 6 persen untuk Juni dan 8 persen untuk Juli dilakukan, agar tidak terjadi kelangkaan gas melon saat puasa dan Lebaran.
“Tambahan kuota fakultatif itu berlaku untuk se-Solo Raya,” katanya.
Dikatakan juga, Hiswana Migas bersama Pertamina siap melakukan operasi pasar (OP), jika masih terjadi kekurangan meski sudah ada tambahan kuota.
(Irfan Salafudin/CN19/SMNetwork)
sumber:suaramerdeka.com
