La Nina mulai mempengaruhi produksi garam Jawa Tengah

Diposkan oleh admin pada 18 Oktober 2016

Petani garam di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, sejak pertengahan September 2016 menghentikan aktivitas usaha memproduksi garam menyusul cuaca yang kurang mendukung akibat curah hujan yang tinggi. Padahal pada periode yang sama tahun lalu petani garam masih bisa berproduksi karena cuacanya cukup bagus. Sejak awal September 2016, hujan sering turun karena memasuki musim kemarau basah. Meskipun masih sering turun hujan petani masih bisa produksi, terutama yang menggunakan media geoisolator atau plastik pelapis tambak garam. Saat ini harga jual garam sangat bagus karena di tingkat petani bisa mencapai Rp1.000 per kg untuk kualitas super, dibanding sebelumnya hanya berkisar Rp300-an per kg. Namun mayoritas petani tidak memiliki stok garam karena sudah terlebih dahulu dijual.