PURWOREJO – Perbedaan harga elpiji bersubsidi ukuran tiga kilogram yang berbeda antara satu wilayah dengan wilayah lainnya dalam satu kabupaten diyakini akibat dari biaya distribusi. Perbedaan harga itu terjadi karena biaya distribusi antara satu wilayah dengan wilayah lainnya.
Untuk mengatasi persoalan itu, Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan dan Pariwisata (Diskoperindagpar) berencana akan menambah jumlah pangkalan. Dengan demikian, distribusi barang lebih cepat sehingga perbedaan harga tidak terlalu tinggi.
Hal itu terungkap dalam paparan Diskoperindagpar saat melakukan rapat kerja dengan DPRD, baru-baru ini. “Penambahan pangkalan menjadi salah satu solusi yang bisa ditempuh. Dengan begitu pasokan elpiji dari agen ke panggalan bisa menjadi lancar,” ujar Kepala Diskoperindagpar Suhartini.
Lebih lanjut diungkapkan Suhartini, tidak menutup kemungkinan setiap desa akan ada satu pangkalan untuk memudahkan jangkauan pembeli eceran elpiji 3 kg. Menurutnya keberadaan pangkalan saat ini merupakan kewenangan pihak agen untuk pengadaannya.
“Saat ini pangkalan-pangkalan masih menyebar dan agak berjauhan sehingga ada harga elpiji yang tinggi tapi ada juga yang rendah. Nantinya setelah kami berkoordinasi dengan agen tentang itu mudah-mudahan harganya bisa stabil dan sama,” harap Suhartini.
Suhartini mengakui dengan adanya kebijakan baru itu dimungkinkan jumlah pangkalan akan bertambah. “Kami sesuaikan kebutuhannya, yang penting bagaimana elpiji itu bisa dekat dengan penggunanya,” imbuhnya.
Disinggung mengenai Harga Eceran Terendah (HET) elpiji 3 kg di Purworejo, Suhartini menyatakan bahwa hal itu merupakan kebijakan pusat yang tidak bisa seenaknya dinaikkan. “Kalau menaikkan itu tidak mungkin, karena harus seizin pusat. Tapi ada kebijakan dari Gubernur untuk menetapkan adanya ongkos kirim untuk membantu agen dalam pengiriman,” katanya.
(Nur Kholiq/CN41/SMNetwork)
Sumber : suaramerdeka.com